BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam mata
kuliah dasar – dasar neurologi kita harus mengetahui segala sesuatu yang
berhubungan dengan neurologi atau ilmu yang mempelajari saraf,pengetahuan ini
nantinya juga sangat berguna bagi para calon pendidik,terutama untuk pendidikan
luar biasa.Karna anak yang terlahir dengan kebutuhan khusus sangat di pengaruhi
oleh keaadan neurologi mereka,dan hal tersebutlah yang melatarbelakangi kenapa
materi ini wajib untuk di pahami dan di mengerti.Karna nantinya kita akan
melihat fakta – fakta di lapangan mengenai anak – anak yang mengalami kebutuhan
khusus tersebut,dan kita nantinya juga dapat mengetahui saraf apa terganggu
pada tubuh mereka.Untuk mengetahui itu kita perlu mempelajari dan memahami
sistem saraf itu sendiri,dan juga bagian – bagian dari saraf itu sendiri serta
fungsi masing – masing dari bagian saraf tersebut.Sehingga nantinya ketika kita
sebagai pendidik turun kelapangan dan melihat fakta yang terjadi mengenai anak
– anak yag mengalami khusus kita tahu,apa yang menyebabkan mereka seperni ini,
dan bagian saraf apa yag terganggu pada peserta didik kita nantinya.
1.2 Tujuan
Setelah
mempelajari materi dalam makalah ini nantinya pembaca dapat mengetahui bagian –
bagian dari sitem saraf serta fungsi masing – masign dari sistem saraf yang
terdiri dari sistem saraf pusat,sistem saraf tepi,dan sistem saraf otonom. Dan
juga nantinya dapat mengetahui fungsi saraf apa yang terganggu pada anak yang
mengalami kebutuhan khususdi lapangan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Sistem Saraf
Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta
sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Sistern ini meliputi sistem saraf
pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf merupakan salah satu sistem
koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi
dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan
cepat terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun
dalam.
Sistem saraf terdiri dari jutaan sel
saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa
rangsang atau tanggapan.
Untuk
menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf,
yaitu:
v Reseptor,
adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak
sebagai reseptor adalah organ indera.
v Penghantar
impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut
penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang
memanjang dan meluas. Sel saraf disebut neuron.
v Efektor,
adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar
impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.
2.2 Sel
Saraf (Neuron)
Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf
yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk
mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel,
dendrit, dan akson.
a. Badan sel
Badan sel saraf merupakan bagian yang
paling besar dari sel saraf Badan sel berfungsi untuk menerima rangsangan dari
dendrit dan meneruskannya ke akson. Pada badan sel saraf terdapat inti sel,
sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan nisel.
Badan nisel merupakan kumpulan retikulum endoplasma tempat transportasi sintesis
protein.
b. Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek
dan bercabang- cabang. Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit
berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.
c. Akson
Akson disebut neurit. Neurit adalah
serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di
dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril. Neurofibril
dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung zat lemak
dan berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan. Selaput mielin tersebut
dibungkus oleh sel- selsachwann yang akan membentuk suatu jaringan yang dapat
menyediakan makanan untuk neurit dan membantu pembentukan neurit. Lapisan
mielin sebelah luar disebut neurilemma yang melindungi akson dari kerusakan.
Bagian neurit ada yang tidak dibungkus oleh lapisan mielin. Bagian ini disebut
dengan nodus ranvier dan berfungsi mempercepat jalannya rangsangan.
Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel
saraf dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu sel saraf
sensori, sel saraf motor, dan sel saraf intermediet (asosiasi).
v Sel
saraf sensori
Fungsi
sel saraf sensori adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat,
yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari
saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).
v Sel
saraf motor
Fungsi
sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau
kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf
motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan
akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.
v Sel
saraf intermediet
Sel
saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di
dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel
saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam
sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori
atau sel saraf asosiasi lainnya.
Kelompok-kelompok
serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung dan membentuk
urat saraf. Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion atau simpul
saraf.
2.3 Impuls
Impuls adalah rangsangan atau pesan yang
diterima oleh reseptor dari lingkungan luar, kemudian dibawa oleh neuron.
Impuls dapat juga dikatakan sebagai serangkaian pulsa elektrik yang menjalari
serabut saraf. Contoh rangsangan adalah sebagai berikut.
a.
Perubahan dari dingin menjadi panas.
b.
Perubahan dari tidak ada tekanan pada kulit menjadi
ada tekanan.
c.
Berbagai macam aroma yang tercium oleh hidung.
d.
Suatu benda yang menarik perhatian.
e.
Suara bising.
f.
Rasa asam, manis, asin dan pahit pada makanan.
Impuls yang diterima oleh reseptor dan
disampaikan ke efektor akan menyebabkan terjadinya gerakan atau perubahan pada
efektor. Gerakan tersebut adalah sebagai berikut.
a.
Gerak sadar
Gerak sadar atau gerak biasa adalah
gerak yang terjadi karena disengaja atau disadari. Impuls yang menyebabkan
gerakan ini disampaikan melalui jalan yang panjang. Bagannya adalah sebagai
berikut.
b.
Gerak refleks
Gerak refleks adalah gerak yang tidak
disengaja atau tidak disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan
melalui jalan yang sangat singkat dan tidak melewati otak. Contoh gerak refleks
adalah sebagai berikut.
v Terangkatnya
kaki jika terinjak sesuatu
v Gerakan
menutup kelopak mata dengan cepat jika ada benda asing yang masuk ke mata.
v Menutup
hidung pada waktu mencium bau yang sangat busuk.
v Gerakan
tangan menangkap benda yang tiba-tiba terjatuh.
v Gerakan
tangan melepaskan benda yang bersuhu tinggi
2.4 Fungsi Sistem Saraf
- Untuk mengetahui kejadian atau perubahan yang terjadi di sekitar kita, dilakukan melalui alat indera.
- Mengendalikan tanggapan atau reaksi terhadap rangsangan yang terjadi pada tubuh kita.
- Mengendalikan kerja organ-organ tubuh
2.5.
Klasifikasi Sistem Saraf
Susunan sistem saraf manusia tersusun
dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas
otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi terdiri atas
sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom. mempunyai 3 materi esensial
yaitu:
- Badan sel yang membentuk bagian materi kelabu
- Serabut saraf yang membentuk bagian materi putih
- Sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem saraf pusat
Pada otak, materi kelabu terletak di
bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada
sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu,
sedangkan bagian korteks berupa materi putih.
1. Sistem
Saraf Pusat
Seluruh aktivitas tubuh
manusia dikendalikan oleh sistem saraf pusat. Sistem ini yang mengintegrasikan
dan mengolah semua pesan yang masuk untuk membuat keputusan atau perintah yang
akan dihantarkan melalui saraf motorik ke otot atau kelenjar. Sistem saraf
pusat terdiri dari :
- Otak
Otak terdiri
dari dua belahan, belahan kiri mengendalikan tubuh bagian kanan, belahan kanan
mengendalikan belahan kiri. Mempunyai
permukaan yang berlipat-lipat untuk memperluas permukaan sehingga dapat
ditempati oleh banyak saraf. Otak juga
sebagai pusat penglihatan, pendengaran,
kecerdasan, ingatan, kesadaran, dan kemauan. Bagian
dalamnya berwarna putih berisi serabut saraf, bagian luarnya berwarna kelabu
berisi banyak badan sel saraf. Otak dilindungi oleh
tulang tengkorak serta dibungkus membran jaringan ikat yang disebut
meninges. Meninges terdiri dari 3 lapisan yaitu :
- Dura mater adalah meninges luar, terdiri atas jaringan ikat padat. Dura mater dipisahkan dari araknoid oleh celah sempit, disebut ruang subdural. Permukaan dalam dan luar dura mater dilapisi epitel selapis gepeng yang asalnya dari mesenkim.
- Arachnoidea mater bentuknya seperti jaring laba-laba. Terdiri atas jaringan ikat tanpa pembuluh darah. Permukaannya dilapisi oleh epitel selapis gepeng. Memiliki 2 komponen, yaitu lapisan yang berkontak dengan dura mater dan sebuah sistem trabekel yang menghubungkan lapisan itu dengan pia mater.Rongga di antara trabekel membentuk ruang subaraknoid, yang terisi cairan serebrospinal (CSF). Pada beberapa daerah, araknoid menerobos dura mater, membentuk juluran-juluran yang berakhir pada sinus venosus dalam dura mater. Juluran ini (yang dilapisi oleh sel-sel endotel dari vena) disebut vili araknoid, fungsinya ialah untuk menyerap cairan serebrospinal ke dalam darah dari sinus venosus.
- Pia mater terdiri atas jaringan ikat longgar yang mengandung banyak pembuluh darah. Pia mater dilapisi oleh sel-sel gepeng yang berasal dari mesenkim. Pia mater menyusuri seluruh lekuk permukaan SSP dan menyusup ke dalamnya untuk jarak tertentu bersama pembuluh darah. Pembuluh darah menembus SSP melalui terowongan yang dilapisi oleh pia mater, disebut ruang perivaskular. Pia mater lenyap sebelum pembuluh darah ditransformasi menjadi kapiler.
- Otak depan (Prosoncephalon)
Otak
depan berkembang menjadi telencephalon dan diencephalon. Telencephalon
berkembang menjadi otak besar (Cerebrum). Diencephalon berkembang menjadi thalamus,
hipotamus.
v Otak
besar (Cerebrum)
Otak
besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas mental, yaitu yang
berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan
pertimbangan. Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar
atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak.
Pada bagian korteks otak besar yang berwarna kelabu
terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah
belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon
rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan
sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat
kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah
bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian
depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara,
kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian belakang.
v thalamus terdiri dari sejumlah pusat syaraf dan berfungsi sebagai “tempat
penerimaan untuk sementara” sensor data dan sinyal-sinyal motorik, contohnya
untuk pengiriman data dari mata dan telinga menuju bagian yang tepat dalam
korteks.
v hypothalamus berfungsi
untuk mengatur nafsu makan dan syahwat dan mengatur kepentingan biologis
lainnya.
- Otak tengah (Mesencephalon)
Otak
tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah
terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar
endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang
mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat
pendengaran. Otak tengah tidak berkembang dan tetap menjadi otak tengah.
D. Otak
belakang (Rhombencephalon)
Otak
belakang berkembang menjadi metencephalon dan mielencephalon. Metencephalon
berkembang menjadi cerebellum dan pons varolli. Sedangkan mielencephalon berkembang
menjadi medulla oblongata.
v Otak
kecil (serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam
koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi
tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang
normal tidak mungkin dilaksanakan.
v Sumsum sambung (medulla oblongata)
Sumsum sambung berfungsi menghantar
impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak. Sumsum sambung juga
memengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah,
volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar
pencernaan. Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain
seperti bersin, batuk, dan berkedip.
v Jembatan varol (pons varoli)
Jembatan
varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan,
juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang..
b.
Sumsum tulang belakang (medula spinalis)
ada penampang
melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih, sedangkan
bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu. Pada penampang melintang
sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas
disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori
dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal
dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral
menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi
konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan
menghantarkannya ke saraf motor.
2.6. Sistem Saraf Perifer
Sistem saraf perifer adalah saraf-saraf
yang berada di luar sistem saraf pusat (otak dan sumsum ulang belakang). Sistem
saraf perifer merupakan saraf yang
menyebar pada seluruh bagian tubuh yang melayani organ-organ tubuh
tertentu,seperti kulit, persendian, otot, kelenjar, saluran darah dan
lain-lain. Tidak seperti sistem saraf pusat, sistem saraf perifer tidak dilindungi
tulang. Sistem saraf perifer
disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar dari
otak, dan saraf sumsum tulang belakang
(saraf spinal), yaitu saraf-saraf yang keluar dari
sumsum tulang belakang.
a. Saraf sensoris (saraf aferen) disebut juga sel
saraf indera, karena berfungsi membawa rangsangan (impuls) dari indera ke saraf
pusat (otak dan sumsum tulang belakang)
b. Saraf
motoris (saraf eferen) berfungsi membawa
rangsangan (impuls) dari pusat saraf ke otot atau kelenjar berupa respon.
• Saraf
Volunter/Somatik (disadari)
Yaitu sistem saraf yang mengatur segala
gerakan yang dilakukan secara sadar atau dibawah koordinasi saraf pusat atau
otak. Berdasarkan asalnya sistem
saraf sadar dibedakan menjadi dua yaitu: sistem saraf kepala (cranial)
dan sistem saraf tulang belakang (spinal).
• Sistem Saraf Involunter/Otonom (Tidak Disadari)
Sistem saraf otonom mempunyai peran
dalam mengendalikan tubuh yang tidak kita sadari, seperti denyut jantung,
gerakan-gerakan pada saluran pencernaan, sekresi enzim dan keringat.
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut
saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju
organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan
masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion.
Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion
dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.
Sistem saraf otonom dapat dibagi atas
sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Perbedaan struktur antara
saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik
mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada
sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan
saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion
menempel pada organ yang dibantu. Sistem saraf simpatetik dan parasimpatetik
mempunyai efek yang berlawanan (antagonis). System saraf parasimpatetik :
memperlambat denyut jantung, menurunkan tekanan darah mempercepat
gerakan-gerakan usus serta sekresi kelenjar. Sementara system saraf simpatetik
kebalikannya.
v Parasimpatik
• mengecilkan pupil
• mengecilkan pupil
• menstimulasi
aliran ludah
• memperlambat
denyut jantung
• membesarkan
bronkus
• menstimulasi
sekresi kelenjar pencernaan
• mengerutkan
kantung kemih
v Simpatik
• memperbesar
pupil
• menghambat
aliran ludah
• mempercepat
denyut jantung
• mengecilkan
bronkus
• menghambat
sekresi kelenjar pencernaan
• menghambat
kontraksi kandung kemih
2.7. Mekanisme
Penghantar Impuls
Impuls dapat dihantarkan melalui
beberapa cara, di antaranya melalui sel saraf dan sinapsis. Berikut ini akan
dibahas secara rinci kedua cara tersebut.
1.
Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf
Penghantaran impuls baik yang berupa
rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut saraf (akson) dapat terjadi karena
adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel.
Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian luar dan
kutub negatif terdapat di bagian dalam sel saraf. Diperkirakan bahwa rangsangan
(stimulus) pada indra menyebabkan terjadinya pembalikan perbedaan potensial
listrik sesaat. Perubahan potensial ini (depolarisasi) terjadi berurutan
sepanjang serabut saraf. Kecepatan perjalanan gelombang perbedaan potensial
bervariasi antara 1 sampai dengart 120 m per detik, tergantung pada diameter
akson dan ada atau tidaknya selubung mielin. Bila impuls telah lewat maka untuk
sementara serabut saraf tidak dapat dilalui oleh impuls, karena terjadi
perubahan potensial kembali seperti semula (potensial istirahat). Untuk dapat
berfungsi kembali diperlukan waktu 1/500 sampai 1/1000 detik.
Energi yang digunakan berasal dari hasil
pemapasan sel yang dilakukan oleh mitokondria dalam sel saraf.
Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah
ambang (threshold) tidak akan menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial
listrik. Tetapi bila kekuatannya di atas ambang maka impuls akan dihantarkan
sampai ke ujung akson. Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang
lebih besar pada periode waktu tertentu daripada impuls yang lemah.
2.
Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis
Titik temu antara terminal akson salah
satu neuron dengan neuron lain dinamakan sinapsis. Setiap terminal akson
membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis
terdapat struktur kumpulan membran kecil berisi neurotransmitter; yang disebut
vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron
pra-sinapsis. Membran ujung dendrit dari sel berikutnya yang membentuk sinapsis
disebut post-sinapsis. Bila impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula
bergerak dan melebur dengan membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan
melepaskan neurotransmitter berupa asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu
zat kimia yang dapat menyeberangkan impuls dari neuron pra-sinapsis ke
post-sinapsis. Neurontransmitter ada bermacam-macam misalnya asetilkolin yang
terdapat di seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik, dan
dopamin serta serotonin yang terdapat di otak. Asetilkolin kemudian berdifusi
melewati celah sinapsis dan menempel pada reseptor yang terdapat pada membran
post-sinapsis. Penempelan asetilkolin pada reseptor menimbulkan impuls pada sel
saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah melaksanakan tugasnya maka akan
diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran
post-sinapsis.
Bagaimanakah penghantaran impuls dari
saraf motor ke otot? Antara saraf motor dan otot terdapat sinapsis berbentuk
cawan dengan membran pra-sinapsis dan membran post-sinapsis yang terbentuk dari
sarkolema yang mengelilingi sel otot. Prinsip kerjanya sama dengan sinapsis
saraf-saraf lainnya.
Gerak merupakan pola koordinasi yang
sangat sederhana untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf. Gerak pada
umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari
yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu
dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh
otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf
motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.
Gerak refleks berjalan sangat cepat dan
tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol
dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau
tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin,
atau batuk. Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas,
yaitu dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf
sensori ke pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa
diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk
disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut lengkung
refleks. Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila saraf penghubung
(asosiasi) berada di dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau mempersempit
pupil bila ada sinar dan refleks sumsum tulang belakang bila set saraf
penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang misalnya refleks pada lutut.
2.8 Neurotransmiter
adalah zat kimia yang
meneruskan impuls dari satu neuron ke neuron/badan sel lainya. Pada saat ada
rangsangan saraf, rangsangan menyebabkan pompa Na-K berhenti. Rangsangan menyebabkan
permiabilitas Na kedalam sel meningkat 5000x yang menyebabkan ion dalam sel
berubah jadi positif dan diluar negatif , perubahan ion dari negatif menjadi
positif disebut depolarisasi. Perbedaan polaritas ini menyebabkan aliran impuls
yang disebut potensial aksi. Potensial aksi adalah perubahan mendadak seperti
denyutan dalam potensial membran yang berlangsung 1/10.000 s/d 1/1.000 detik,
akibat adanya beda potensial. Potensial aksi berpindah sepanjang jaringan saraf
dan menimbulkan isyarat/impuls saraf.
Sifat neurotransmiter ada
dua yaitu: eksitasi dan inhibisi. Neurotransmiter dapat bekerja jika sel
penerima mempunyai reseptor didalam membran presinaptik. Misal: neuron yang
sama akan terangsang(exitasi) oleh sinap yang melepaskan asetilkolin , tetapi
terinhibisi (dihambat) oleh sinap lain yang melepaskan glisin. Jadi membran
saraf mengandung reseptor eksitasi untuk asetilkolin dan reseptor inhibisi
untuk glisin. Satu neuron hanya melepaskan satu jenis neurotransmiter
A. Transmiter Eksitasi
1.
Asetilkolin: Disekresi oleh neuron di area otak, umumnya bersifat eksitasi
efek inhibisi terjadi pada sistem saraf parasimpatik perifer seperti inhibisi
jantung oleh nervus vagus.
2.
Asam Glutamat: disekresi oleh bongkol sinaptik lintasan sensorik, umumnya
eksitasi.
3.
Zat P, disekresi oleh ujung saraf nyeri dalam substansia gelatinosa medulla
spinalis, umumnya eksitasi.
4.
Enkefalin dan Endorfin, disekresi oleh ujung saraf medulla spinalis, batang
otak, talamus dan hipotalamus, umumnya eksitasi.
B. Transmiter Inhibisi
1.
Norepineprin: disekresi oleh neuron di formatiorecularis batang otak dan
hipotalamus, umumnya bersifat inhibisi, tapimada yang eksitasi.
2.
Epineprin: disekresi sedikit neuron, sifat sama dengan norepineprin.
3.
Dopamin: disekresi oleh neuron substansia nigra, umumnya bersifat inhibisi.
4.
Glisin: disekresi oleh sinap medulla spinalis, umumnya inhibisi.
5.
Asam Gama Amionobutirat: disekresi oleh sinap medulla spinalis, serebelum,
ganglia basalis, umumnya inhibisi.
6.
Serotonin: disekresi oleh batang otak, penghambat lintasan nyeri di medulla
spinalis.
Untuk merangsang atau menghambat penjalaran saraf ke neuron berikutnya dibutuhkan
transmitter. Sehingga akan dibutuhkan mekanisme potensial aksi seperti ini :
Membran ujung
presinaps yang banyak mengandung kanal kalsium –> ada potensial aksi –>
depolarisasi membrane presinaps –> kanal kalsium terbuka –> kalsium masik
kedalam ujung presnaps –> kalsium berikatan dengan molekul khusus di situs
pelepasan dalam ujung presinaps –> situs pelepasan terbuka –> vesikel
melepaskan neuron transmitter ke celah sinaps –> akan diikat oleh komponen
pengikat pada postsinaps –> menuju kanal ion –> kation (eksitator) atau
anion (inhibitor) –> menarik na atau cl –> proses akan diteruskan ke
neuron berikut dengan mekanisme yang sama
2.9 Teori Gate Control
Teori ini pertama kali
dikemukakan oleh Melzack & Wall pada tahun 1965. Menurut teori gate kontrol, nyeri tergantung dari kerja serat saraf
besar dan kecil yang keduanya berada dalam akar ganglion dorsalis.
Rangsangan pada serat saraf besar akan meningkatkan aktivitas subtansia
gelatinosa yang mengakibatkan tertutupnya pintu mekanisme sehingga aktivitas
sel T terhambat dan menyebabkan hantaran rangsangan ikut terhambat. Substansi
gelatinosa (SG) yang ada pada bagian ujung dorsal serabut saraf spinal cord
mempunyai peran sebagai pintu gerbang (gating Mechanism), mekanisme gate
control ini dapat memodifikasi dan merubah sensasi nyeri yang datang sebelum
mereka sampai di korteks serebri dan menimbulkan nyeri.
Rangsangan serat besar
dapat langsung merangsang korteks serebri. Hasil persepsi ini dikembalikan ke
dalam medulla spinalis melalui serat eferen dan reaksinya memengaruhi aktivitas
sel T. Rangsangan pada serat kecil akan menghambat aktivitas subtansia
gelatinosa dan membuka pintu mekanisme, sehingga merangsang aktivitas sel T
yang selanjutnya akan menghantarkan rangsangan nyeri.
Impuls
nyeri dapat diatur atau dihambat oleh mekanisme pertahanan di sepanjang sistem
saraf pusat.Teori ini mengatakan bahwa impuls nyeri dihantarkan saat sebuah
pertahanan dibuka dan impuls dihambat saat sebuah pertahanan tertutup.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem
saraf merupakan salah satu bagian yang menyusun sistem koordinasi yang bertugas
menerima rangsangan, menghantarkan rangsangan ke seluruh bagian tubuh, serta
memberikan respons terhadap rangsangan tersebut. Pengaturan penerima rangsangan
dilakukan oleh alat indera, pengolah rangsangan dilakukan oleh saraf pusat yang
kemudian meneruskan untuk menanggapi rangsangan yang datang dilakukan oleh
sistem saraf dan alat indera.
Setiap
impuls saraf akan berhubungan dengan sistem saraf, yang terdiri dari sistem
saraf sadar dan sistem saraf tak sadar atau sistem saraf otonom, untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada skema berikut:
3.2 Kritik dan Saran
Setelah membaca dan memahami materi yang ada dalam makalah ini,gambar yang kami
sajikan masih belum cukup lengkap.Jadi pembaca silakan menambahkan isi materi
kepada kelompok kami. Dan juga disarankan untuk membandingkan materi yang ada
dalam makalah dengan buku sumber yang ada.Karena sebagai penulis kami hanyalah
manusia yang tidak luput dari kesalahan, baik itu kesalahan dalam penyampaian
materi ataupun pengetikan.
DAFTAR
PUSTAKA
Diakses pada
29 september 2013 : http://soerya.surabaya.go.id/AuP/e- DU.KONTENedukasi.
net /SMA/Biologi/Sistem.Saraf.Manusia/materi5.html
Daftar
gambar diakses pada 29 september 2013 :
http://bebas.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/0086%20Bio%202-9e.htm
Diakses pada
29 februari 2013 : http://ibnufajarew.blogspot.com/2013/09/29/anatomi-dan-fisiologi-sistem-saraf.html
19.30
Diakses pada
29 September 2013 : http://rzafebriyanti.blogspot.com/2013/09/29/makalah-anatomi-fisiologi-sistem-saraf_472.html19.30
Diakses pada
29 September 2013: http://wwwdewiyani.blogspot.com/2013/09/29/anatomi-dan-fisiologi-sistem.html19.30
Diakses pada
29 September 2013: http://sunriseliaaprilia.blogspot.com/2013/10/01/sistem-saraf-pusat_04.html12.03
Diakses pada
29 September 2013: http://laporan-praktikum-sistem-saraf.blogspot.
com/2011/10/01/makalah-sistem-saraf.htm12.03
Diakses pada 29 September 2013: http://www.scribd.com/doc/6578595/Sistem-Saraf12.03
Diakses pada 29 September 2013: http://www.slideshare.net/irwanto/sistem-sara1-f-presentation12.03
Diakses pada 01 Oktober 2013http://iqbalali.com/2013/10/01/sistem-syaraf/12.03
Tidak ada komentar:
Posting Komentar