DAMPAK TELEFISI TERHADAP
PERKEMBANGAN ANAK
Di susun Oleh:
FITRISIA
DELLA DAMAYANTI
(130801061)
Prodi/Kelas:
S1 KEPERAWATAN TINGKAT 1B
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PEMKAB
JOMBANG
2013/2014
KATA PENGANTAR
Dengan
mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah_Nya kepada kita , sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan
karya tulis ilmiah ini dengan judul “Dampak Negatif Menonton
Televisi”.Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia pada
semester Ganjil di tahun pembelajaran 2013-2014 STIKES PEMKAB JOMBANG dengan
harapan dapat bermanfaat dan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Dengan rasa
terima kasih yang sebesar-besarnya maka melalui kesempatan ini saya
menyampaikan rasa hormat saya kepada:
1. Bapak
Heriyanto selaku pembimbing bahasa indonesia
Saya
menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih banyak terdapat
kekurangan seperti pepatah “ Tiada Gading Yang Tak Retak”, oleh karena itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari berbagai pihak pembaca.
Akhirnya kami
berharap, semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca atau
pihak yang membutuhkan.
Jombang, 4 januari 2014
DAFTAR ISI
Halaman judul
Kata pengantar …………………………………..……………………….. i
Daftar Isi…………………………………………………...………….….
ii
BAB I
PENDAHULUAN………………………………..…..…………..1
1.1 Latar Belakang………………………………………………..………1
1.2 Tujuan ………………………………………...………….……...……2
1.3 Ruang
Lingkup..............................................................
.......................2
BAB II
PEMBAHASAN………………………………….……….......…3
2.1 Pengertian……………………………………………………………..3
2.1.1 Dampak........................................................................................3
2.1.2
Televisi.........................................................................................3
2.1.3
Perkembangan.............................................................................4
2.2 Penyebab
..………..…………………………………..……..……….4
2.3
Dampak……………...……………………………..….…...…...……4
2.4
Solusi……………………………………………………....………....8
BAB III PENUTUP
…………………………………….…………..…..10
3.1 Kesimpulan………………………………...………………………...10
3.2 Saran……………………………………………………………...…10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Televisi
merupakan suatu media elektronik yang sangat digemari oleh sebagian besar orang
di Indonesia. Mulai dari anak-anak, remaja, orang tua, dan berbagai kalangan
lainnya.
Sebagian dari mereka beranggapan bahwa televisi
bukanlah barang yang mewah lagi, karena di era yang serba modern ini televisi
semakin terjangkau.
Mungkin
pada zaman dahulu televise hanya dimiliki oleh kalangan tertentu saja, karena
harganya yang mahal. Namun, di era ini televisi merupakan benda yang sudah
sangat umum dimiliki oleh setiap keluarga. Karena, dengan adanya televisi
setiap orang dapat memperoleh informasi yang cukup luas baik dari Negara
sendiri ataupun dari mancanegara, selain itu televise merupakan media atau
sarana untuk berdakwah bagi para ulama yang sangat praktis. Karena, dengan
adanya televisi tersebut setiap pendengar dimanapun mereka berada dapat
mengetahui ceramah tersebut, tanpa bertemu secara langsung. Namun tanpa
disadari ternyata televise juga mempunyai banyak dampak positif dan negative
pada perkembangan anak-anak.
Menurutnya,
televisi juga mampu memberikan berbagai dampak yang sangat positif pada
perkembangan anak-anak, terutama mereka yang masih berusia Batita ( Bayi Tiga
Tahun). Karena televise mampu membantu mereka untuk dapat belajar membaca , namun berdasarkan penelitian ini
juga usia batita merupakan usia yang sangat mudah sekali terpengaruh oleh
perkembangan suatu tekhnologi televisi. Seperti: mampu menurunkan kemampuan
untuk membaca. Membaca kompherensive, bahkan penurunan system memori atau daya
ingat pada anak-anak. Batita yang semasa kecilnya sangat menyukai televise
diperkirakan akan mempengaruhi proses tumbuh kembangnya. Karena, televise hanya
menyodorkan stimulkasi satu arah.
Untuk itu alasan saya mengangkat materi ini adalah
memberitahu atau menginformasikan kepada pembaca mengenai dampak-dampak dari
televisi. Baik dampak yang negative maupun dampak yang positif yang dapat
mempengaruhi tumbuh kembang anak-anak.
1.2 Tujuan
- Ingin mengetahui dampak negative dan positif dari televisi.
- Ingin mengetahui cara atau tips yang dapat dilakukan untuk mengurangi kecanduan atau ketergantungan anak terhadap televisi.
- Ingin mengetahui faktor yang menyebabkan anak-anak menjadi menyukai televisi.
1.3 Ruang
Lingkup
1. Lingkup Masalah
Lingkup masalah ini ditekan pada “ Dampak
Negatif Menonton Televisi”
2. Lingkup Metode
Jenis studi pustaka ini adalah
bersifat membaca dan mengumpulkan referensi dari buku, dan majalah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
2.1.1 Dampak
Dampak adalah suatu pengaruh atau akibat
yang ditimbulkan oleh suatu hal, dapat berupa dampak positif ataupun dampak
negative. Biasanya dampak ini dapat timbul melalui tontonan televise, internet,
Handphone (HP), serta kemajuan tekhnologi lainnya. sedangkan menurut kamus
Bahasa Indonesia pada halaman
91 menyebutkan bahwa yang dikatakan dampak adalah suatu hal yang menyebabkan atau menimbulkan suatu
perubahan yang cukup besar dan dapat berpengaruh terhadap kehidupannya.
2.1.2 Televisi
Televisi merupakan suatu media elektronik
yang dapat disajikan melalui media gelombang, serta merupakan suatu media yang
sangat multifungsi sangat dan banyak sekali manfaatnya. Seperti : sebagai
sarana hiburan.
Televisi merupakan suatu barang yang sudah
sangat banyak dimiliki oleh setiap orang dimanapun berada. Bahkan di pelosok desa pun televisi
adalah hal yang sudah umum ditemukan. Televisi pertama kali ditemukan pada
tahun 1929 oleh Vladimir Zworikykin, seorang kebangsaan dari Amerika. Selain
sebagai media hiburan, media informasi, dan sarana dakwah. Ternyata televisi
mempunyai berbagai dampak yang dapat berpengaruh terhadap perkembangan
seseorang, baik dampak negative atau dampak yang positif.
Namun pada hakekatnya televisi banyak mengandung dampak negatifnya dibandingkan
dengan hal yang positifnya. Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia misalnya
mencatat, rata-rata anak usia Sekolah Dasar menonton televisi antara 30 hingga
35 jam setiap minggu. Artinya pada hari-hari biasa mereka menonton tayangan
televisi lebih dari 4 hingga 5 jam sehari. Sementara di hari Minggu bisa 7
sampai 8 jam. Jika rata-rata 4 jam sehari, berarti setahun sekitar 1.400 jam,
atau 18.000 jam sampai seorang anak lulus SLTA. Padahal waktu yang dilewatkan
anak-anak mulai dari TK sampai SLTA hanya 13.000 jam. Ini berarti anak-anak
meluangkan lebih banyak waktu untuk menonton televisi daripada untuk kegiatan
apa pun, kecuali tidur (Pikiran Rakyat, 29 April 2004).
2.1.3 Perkembangan
Perkembangan merupakan suatu proses yang
menunjukkan adanya proses perubahan ke arah yang lebih maju. Sedangkan anak
adalah suatu keturunan yang dihasilkan dari pernikahan antara laki-laki dan
perempuan.
Perkembangan menurut para pakar adalah
proses perubahan dalam individu yang bersifat kualitatif ataun fungsi
psikologis yang berlangsung secara terus menerus ke arah lebih baik.
2.2 Penyebab
Bahasa televisi simpel, memikat, dan
membuat ketagihan sehingga sangat mungkin anak menjadi malas belajar dan
terlalu sering menonton TV dan tidak pernah membaca buku merupakan salah satu
faktor utama yang menyebabkan anak menjadi malas.
2.3 Dampak
Televisi mempunyai beberapa dampak
negative pada perkembangan anak-anak, diantaranya :
Terhadap perkembangan otak anak usia 0-3
tahun dapat menimbulkan gangguan perkembangan bicara, menghambat kemampuan
membaca-verbal maupun pemahaman. Juga, menghambat kemampuan anak dalam
mengekspresikan pikiran melalui tulisan, meningkatkan agresivitas dan kekerasan dalam usia 5-10
tahun, serta tidak mampu membedakan antara realitas dan khayalan.
·
Mendorong anak menjadi
konsumtif
Anak-anak merupakan target pengiklan yang
utama sehingga mendorong mereka menjadi konsumtif atau lebih mudah terpengaruh
atau tertarik dengan suatu hal yang baru. Misalnya : ketika anak A melihat
suatu iklan permen atau cokelat. kemudian iklan tersebut di tampilkan dengan
sangat menarik. Mulai dari kemasannya, tampilannya, bahkan dari model iklannya
. hal ini pasti akan dapat mempenharuhi otak anak untuk cenderung lebih
konsumtif.
·
Berpengaruh terhadap
Sikap
Anak yang banyak menonton TV namun belum
memiliki daya kritis yang tinggi, besar kemungkinan terpengaruh oleh apa yang
ditampilkan di televisi. Mereka bisa jadi berpikir bahwa semua orang dalam
kelompok tertentu mempunyai sifat yang sama dengan orang di layar televisi. Hal
ini akan mempengaruhi sikap mereka dan dapat terbawa hingga mereka dewasa.
·
Mengurangi semangat
belajar
Bahasa televisi simpel, memikat, dan
membuat ketagihan sehingga sangat mungkin anak menjadi malas belajar.
·
Membentuk pola pikir
sederhana
Terlalu sering menonton TV dan tidak
pernah membaca menyebabkan anak akan memiliki pola pikir sederhana, kurang
kritis, linier atau searah dan pada akhirnya akan mempengaruhi imajinasi,
intelektualitas, kreativitas dan perkembangan kognitifnya.
·
Mengurangi konsentrasi
Rentang waktu konsentrasi anak hanya
sekitar 7 menit, persis seperti acara dari iklan ke iklan, akan dapat membatasi
daya konsentrasi anak.
·
Mengurangi kreativitas
Dengan adanya TV, anak-anak jadi kurang
bermain, mereka menjadi manusia-manusia yang individualistis dan sendiri.
Setiap kali mereka merasa bosan, mereka tinggal memencet remote control dan
langsung menemukan hiburan. Sehingga waktu liburan, seperti akhir pekan atau
libur sekolah, biasanya kebanyakan diisi dengan menonton TV. Mereka seakan-akan
tidak punya pilihan lain karena tidak dibiasakan untuk
mencari aktivitas lain yang menyenangkan. Ini membuat anak tidak kreatif.
Kita biasanya tidak berolahraga dengan
cukup karena kita biasa menggunakan waktu senggang untuk menonton TV, padahal
TV membentuk pola hidup yang tidak sehat. Penelitian membuktikan bahwa lebih
banyak anak menonton TV, lebih banyak mereka mengemil di antara waktu makan,
mengonsumsi makanan yang diiklankan di TV dan cenderung memengaruhi orangtua
mereka untuk membeli makanan-makanan tersebut. Anak-anak yang
tidak mematikan TV sehingga jadi kurang bergerak beresiko untuk tidak pernah
bisa memenuhi potensi mereka secara penuh. Selain itu, duduk berjam-jam di
depan layar membuat tubuh tidak banyak bergerak dan menurunkan metabolisme,
sehingga lemak bertumpuk, tidak terbakar dan akhirnya menimbulkan kegemukan.
·
Merenggangkan hubungan
antar anggota keluarga
Kebanyakan anak kita menonton TV lebih
dari 4 jam sehari sehingga waktu untuk bercengkrama bersama keluarga biasanya
‘terpotong’ atau terkalahkan dengan TV. 40% keluarga menonton TV sambil
menyantap makan malam, yang seharusnya menjadi ajang ’berbagi cerita’ antar
anggota keluarga. Sehingga bila ada waktu dengan keluarga pun, kita
menghabiskannya dengan mendiskusikan apa yang kita tonton di TV. Rata-rata, TV
dalam rumah hidup selama 7 jam 40 menit. Yang lebih memprihatinkan adalah
terkadang masing-masing anggota keluarga menonton acara yang berbeda di ruangan
rumah yang berbeda.
·
Matang secara seksual
lebih cepat
Banyak sekali sekarang tontonan dengan
adegan seksual ditayangkan pada waktu anak menonton TV sehingga anak mau tidak
mau menyaksikan hal-hal yang tidak pantas baginya. Dengan gizi yang bagus dan
rangsangan TV yang tidak pantas untuk usia anak, anak menjadi balig atau matang
secara seksual lebih cepat dari seharusnya. Dan sayangnya, dengan rasa ingin
tahu anak yang tinggi, mereka memiliki kecenderungan meniru dan mencoba
melakukan apa yang mereka lihat. Akibatnya seperti yang sering kita lihat sekarang
ini, anak menjadi pelaku dan sekaligus korban perilaku-perilaku seksual.
Persaingan bisnis semakin ketat antar Media, sehingga mereka sering mengabaikan
tanggung jawab sosial,moral & etika.
·
Dampak sinar biru
Televisi memancarkan sinar biru yang
juga dihasilkan oleh matahari. Namun sinar biru ini berbeda dengan sinar ultra
violet. Sinar biru tak membuat mata mengedip secara otomatis. Namun parahnya,
sinar biru langsung masuk ke retina tanpa filter. Panjang gelombang cahaya yang
dihasilkan adalah 400-500nm sehingga berpotensi memicu terbentuknya radikal
bebas dan melukai fotokimia pada retina mata anak.
Sepuluh tahun kemudian saat anak sudah dewasa,
kerusakan yang ditimbulkan oleh sinar biru terlihat amat jelas. Retina mata tak
lagi bening sehat seperti masa kanak-kanak sehingga kemampuan berfungsinya pun
menjadi juga berkurang.
Selain dampak negative tersebut , televise juga mempunyai dampak
positif diantaranya:
·
Televisi mampu membantu anak-anak
yang berusia batita untuk mempermudah dalam membaca. Karena, tayangan dalam
televise hanya menampilkan sat stimulasi
( suatu rancangan, kecenderungan , atau dorongan) yang sangat baik bagi
prkembangan anak-anak.
·
Dapat mengetahui berita atau info terkini mengenai perjembangan dunia.
Baik yang terjadi di luar negeri ataupun dalam negeri.
·
Merupakan suatu media dakwah yang sangat praktis dan informative bagi
para ulama.
·
TV dapat dijadikan sebagai motifator, apabila yang ditayangkan
didalamnya seputar orang-orang sukses atau orang yang berhasil karena
prestasinya. Sehingga kita dapat mencontoh kesuksesan mereka.
2.4 Solusi
Oleh karena itu
menonton televisi harus dikurangi. Karena televisi mempunyai beragam dampak
yang sangat mempengaruhi perkembangan
otak dan mempengaruhi suatu kehidupan manusia.Yang tidak mengenal batas usia, tingkat pendidikan, status sosial, keturuna
n dan suku bangsa. Semua lapisan masyarakat dapat terpengaruh dampak buruk dari
TV, orangtua, anak-anak, si kaya ataupun si miskin, si pintar dan si bodoh,
mereka dari latar belakang apa saja, tetap terkena dampak yang sama. Namun hal
ini dapat diatasi melalui beberapa cara, seperti melalui instansi pemerintah,
instansipendidikan, instansi agama, keluarga dan individu semua bersama-sama
mendukung program ‘Hari Tanpa TV’ ini, untuk membangun bangsa yang lebih
baik. Jika di dalam Negara kita ini di galakkan hari tanpa TV maka kita akan
menjadi Negara yang cukup maju dibandingkan dengan sekarang ini.karena, dengan TV dalam keadaan mati, kita jadi memiliki kesempatan untuk
berpikir, membaca, berkreasi dan melakukan sesuatu. Untuk menjalin hubungan
yang lebih menyenangkan dalam keluarga dan masyarakat. Mengurangi waktu
menonton TV membuat kita mempunyai lebih banyak waktu untuk bermain di luar,
berjalan-jalan atau melakukan olahraga yang kita senangi. Lalu solusi yang
dapat kita ambil dalam menyelesaikan masalah ini adalah melalui orang tua dan
juga melalui pemerintah.
Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan melalui peran orang tua,
yaitu:
·
Beri batasan waktu untuk menonton televisi. Kapan ia boleh dan kapan
waktunya ia harus berhenti menonton televisi. Untuk anak prasekolah, kondisi
tersebut mungkin agak sulit karena pada usia tersebut anak sudah mulai bisa
membantah. Cobalah membuat kesepakatan bersama mengenai batasan-batasannya.
Misalnya jenis tayangan yang ia inginkan dan lamanya waktu menonton. Untuk
batita, tetapkan batasan waktunya, yaitu cukup satu jam sehari. Sedangkan untuk
usia prasekolah boleh menonton televisi kurang dari dua jam sehari.
- Manfaatkan waktu yang sedikit tersebut sekaligus sebagai sarana belajar anak. Duduklah bersama anak dan diskusikan isi tayangan pilihannya.
- Siapkan kegiatan alternatif pengganti agar anak tidak lagi merengek dan kembali menonton televisi.
- Tanamkan nilai-nilai keluarga secara berulang agar anak mengerti apa yang boleh dan tidak boleh dilakukannya sehingga anak lebih percaya diri menghadapi teman-temannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Berdasarkan sumber yang kami dapatkan ternyata televisi atau Tv
mempunyai banyak sekali dampaknya. Baik dampak positif atau negative, namun
televisi lebih banyak mengandung dampak negative dibandingkan dengan positifnya.
Terlebih lagi televisi lebih berpengaruh
terhadap perkembangan anak batita
( Bayi Tiga Tahun ). Karena pada masa ini mereka sangat mudah sekali terhasut
atau terpengaruh dengan tontonan televisi dan peran orang tua dalam hal ini
sangatlah diperlukan.
3.2 saran
· Bagi orang
tua :
Saran saya
agar orang tua dapat meningkatkan perhatian anak-anaknya yang sedang dalam masa
pertumbuhan dan perkembangan. Terutama mereka yang sedang mempunyai anak usia
tiga sampai lima tahun, harus lebih perhatian dan mewaspadai tayangan yang akan
ditonton oleh anak-anak.
· Bagi
pemerintah :
Saran kami
terhadap pemerintah supaya pemerintah dapat bertindak tegas terhadap
perkembangan dunia film Indonesia. Terutama apabila film tersebut akan di
tayangkan , pemerintah harus dapat melakukan seleksi yang ketat terhadap film
tersebut, serta menentukan jam tayang khusus bagi film anak-anak.
· Bagi
produser film :
Saran
kami terhadap produser film agar dapat membuat atau menciptakan film dengan
banyak mengandung unsure positifnya. Seperti : mengandung nilai moral,
keagamaan, dan nilai lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Umami, DR
Ida. 2010. PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
.Jakarta:Sinar baru Algesindo
F.Farida.Tipe
Gaul Menonton Televisi,Jogjakarta:Indi books.Ar-Ruzz
Media.2004
Hakim, Drs Thursan. Pengaruh
Televisi Bagi Anak,Jakarta:Puspa Swara.2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar